قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ دِيْنِيْ فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ اَعْبُدُ اللّٰهَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ ۖ وَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ104
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah agar termasuk orang yang beriman,”
Tafsir Kemenag
Allah memerintahkan Rasul saw untuk mengatakan kepada kaumnya bahwa jika mereka itu meragukan kebenaran agama yang dibawanya, yang mengajarkan tentang keesaan Allah, maka semestinya mereka lebih dulu meragukan keyakinan yang mereka pertahankan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menyatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan menyembah batu-batu berhala dan patung yang mereka sembah yang tidak memiliki kemampuan sedikitpun. Tetapi dia akan menyembah Tuhan Maha Pencipta, Yang menentukan hidup dan mati makhluk-Nya. Dia-lah yang memberi kesenangan dan kesusahan, kemanfaatan dan kemudaratan, menurut hikmah dan inayah-Nya, bukan tuhan seperti yang mereka sembah itu.
Dengan perbandingan itu maka bertambah jelaslah kebenaran agama yang dibawa Rasul saw dan kesesatan keyakinan kaum musyrikin. Kemudian Nabi Muhammad saw mengatakan kepada kaum musyrikin Arab bahwa dia diperintahkan supaya menjadi orang yang beriman. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman keselamatan dari azab, kemenangan atas musuh-musuh mereka dan kekuasaan di bumi.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia