وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ21
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.
Tafsir Kemenag
Menteri yang mengambil Yusuf sangat gembira dan berbesar hati karena dapat membeli seorang anak yang elok rupanya, segar dan sehat badannya ditambah lagi karena terdapat padanya tanda-tanda yang baik yang menunjukkan bahwa dia akan mempunyai masa depan yang gemilang sama seperti firasat ayahnya Yakub terhadapnya.
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Masud pernah berkata tentang hal ini, katanya, "Orang-orang yang paling tepat firasatnya adalah tiga orang, pertama, al-Aziz ketika ia memerintahkan kepada istrinya agar Yusuf diberikan tempat dan kedudukan yang baik di istananya; kedua, puteri syekh dari Madyan yang meminta kepada ayahnya agar Nabi Musa a.s. diserahi tugas memelihara dombanya sebagai orang gajian; dan ketiga, Abu Bakar ketika dia mengangkat Umar bin Khaththab sebagai penggantinya.
Oleh karena gembiranya, menteri itu memerintahkan kepada istrinya, "Berikanlah kepadanya tempat yang baik di istana ini. Perlakukanlah dia sebagai salah seorang keluarga bukan sebagai hamba atau pelayan, karena dia akan menjadi seorang yang berjasa kepada kita dan negara atau kita angkat dia sebagai anak yang kita cintai dan sayangi yang akan menjadi pewaris kita kelak kemudian hari."
Demikianlah Allah mengatur dan mentakdirkan dengan membentangkan jalan bagi Yusuf dan memberi kesempatan kepadanya agar ia mengembang-kan bakat dan kepandaiannya sehingga dia mendapat kedudukan yang tinggi di Mesir. Di samping itu, Allah mengajarkan pula kepadanya ilmu menafsirkan mimpi dan dengan ilmu itu kelak ia dapat berhubungan dengan raja dengan cara menafsirkan mimpi raja sehingga ia dikeluarkan dari penjara dan mendapat kepercayaan yang besar sekali dan akhirnya diserahkan kepadanya urusan perbendaharaan dan kekayaan negara. Demikianlah Allah melaksanakan kehendak-Nya itu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia