اَوْ يُلْقٰىٓ اِلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ تَكُوْنُ لَهٗ جَنَّةٌ يَّأْكُلُ مِنْهَاۗ وَقَالَ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا8
atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan atau (mengapa tidak ada) kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.”
Tafsir Kemenag
Orang-orang kafir mengatakan bahwa tidak mungkin Muhammad itu menjadi Rasul karena tidak terdapat padanya tanda-tanda bahwa dia diangkat menjadi Rasul. Dia hanyalah orang biasa seperti mereka bahkan jika dilihat bagaimana kehidupannya tambah nyatalah bahwa dia berbohong mendakwahkan dirinya sebagai Rasul karena dia sama dengan mereka bahkan sebagai manusia dia lebih rendah kedudukannya dan lebih miskin dari mereka. Kritik-kritik itu dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Mereka berkata, "Kenapa Muhammad itu makan minum juga seperti manusia biasa dan tidak ada kelebihannya sedikit pun dari kita, tidak akan mungkin dia berhubungan dengan Tuhan. Orang yang dapat berhubungan dengan Tuhan hanya orang-orang yang jiwanya suci dan tinggi sehingga tidak mementingkan makan dan minum lagi."
2. Mengapa tidak diturunkan malaikat bersamanya yang dapat menjadi bukti bagi kerasulannya dan membantunya dalam memberi peringatan dan petunjuk kepada manusia.
3. Mengapa Muhammad itu pergi ke pasar untuk mencari nafkah hidupnya seperti orang biasa? Di mana letak kelebihannya sehingga ia diangkat Allah sebagai Rasul.
4. Mengapa Allah tidak menurunkan saja kepadanya perbendaharaan dari langit agar dia dapat menumpahkan seluruh perhatiannya kepada dakwah untuk menyebarkan agamanya, sehingga dia tidak perlu lagi pergi ke pasar melakukan jual beli untuk mencari nafkah hidupnya.
5. Atau kenapa tidak diberikan kepadanya kebun yang luas yang hasilnya dapat menutupi kebutuhannya.
Setelah mereka berputus asa karena semua tawaran mereka ditolak oleh Muhammad tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali menuduhnya sebagai orang yang kena sihir sehingg tidak dapat lagi membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut mereka orang-orang seperti itu tidaklah pantas untuk dipercaya apalagi untuk diangkat Allah sebagai Nabi.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia