وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ سَيُرِيْكُمْ اٰيٰتِهٖ فَتَعْرِفُوْنَهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ93
Dan katakanlah (Muhammad), “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kebesaran)-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Tafsir Kemenag
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad, yang telah menyampaikan kabar gembira kepada kaum Muslimin yang mengikuti petunjuknya, dan memberi peringatan kepada mereka yang mengingkarinya, untuk mengatakan bahwa segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Di antaranya adalah nikmat kenabian dan kerasulan, yang menyebabkan datangnya nikmat-nikmat yang lain, baik kenikmatan di dunia maupun akhirat.
Allah telah memberi taufik kepada Nabi untuk memikul segala beban dalam melaksanakan seruan agama, dalam rangka ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, Yang telah menyediakan keridaan dan pahala yang besar bagi hamba-hamba-Nya yang tulus ikhlas. Allah telah memberikan kepada Nabi berbagai mukjizat, yang menunjukkan kebenaran risalah-Nya dan taufik untuk mengikuti jalan agama yang lurus. Rasul ingin sekali supaya umatnya membuka hati untuk dapat melihat bukti-bukti kebenaran. Akan tetapi, setan dan hawa nafsu telah sedemikian rupa mengelabui mata penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya.
Jika mereka masih tetap juga membangkang dan keras kepala, maka ingatlah bahwa semua manusia akan mati. Mereka semua pada hari Kiamat akan dibangkitkan dari kuburan masing-masing dan dihadapkan ke hadirat Allah, yang akan memeriksa semua perbuatan yang mereka lakukan di dunia. Di sanalah nanti Allah akan memperlihatkan kepada orang-orang yang membangkang tanda-tanda kebesaran-Nya. Di sana juga nanti Allah akan memperlihatkan kepada mereka azab-Nya yang sangat pedih, sehingga mereka akan mengetahuinya. Di sana jugalah nanti mereka akan mengemukakan penyesalan yang tiada terhingga atas kekafiran mereka terhadap risalah nabi. Penyesalan yang tiada arti dan manfaat lagi karena mereka telah menyia-nyiakan kesempatan dan umur yang telah lewat itu, sedang Tuhan tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia