كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ57
Tafsir Kemenag
Ayat ini menguatkan ayat sebelumnya dengan menerangkan hakikat kehidupan manusia itu sendiri. Diterangkan bahwa tiap-tiap manusia pasti akan mati dan setelah mati, ia akan kembali kepada pemiliknya, yaitu Tuhan semesta alam. Sejak manusia dibangkitkan kembali di akhirat, sejak itu ia akan mengalami kehidupan yang sebenarnya dan selamanya. Bentuk kehidupan yang sebenarnya itu ditentukan oleh sikap dan tindak-tanduk seseorang selama hidup di dunia. Jika ia seorang mukmin, maka akan memperoleh kebahagiaan yang abadi, sedangkan jika ia kafir, akan mengalami azab yang pedih di neraka.
Ayat ini senada dengan ayat 185 surah ali 'Imran dan telah dijelaskan di sana, tetapi diulangi kembali sebagai peringatan bagi kaum Muslimin agar jangan terlalu terpikat dan terpesona oleh kehidupan dunia yang fana ini, karena semuanya itu merupakan kesenangan sementara dan akan berakhir. Hubungan manusia dengan semua yang dimilikinya itu lambat laun akan berakhir. Janganlah sampai kecintaan seseorang kepada sesuatu menghalanginya untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena sesuatu itu bersifat sementara. Sedangkan yang kekal hanya hasil ibadah dan amal saleh seseorang. Dengan semua itu, ia memperoleh rida Allah dan surga yang dijanjikan-Nya.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia