اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ 106
Tafsir Kemenag
Allah memerintahkan kepada Nabi saw serta para pengikutnya agar dalam waktu menyampaikan dakwah Islamiyah, tetap berpegang pada wahyu, karena wahyu itulah yang dapat dijadikan tuntunan untuk dirinya dan kaumnya. Tujuan dari dakwah itu ialah untuk menyampaikan kalimat tauhid yaitu pengakuan secara mutlak bahwa tidak ada Tuhan kecuali Dia.
Kalimat tauhid itu harus diresapi dengan hati yang ikhlas, serta diamalkan dengan penuh keyakinan dan dijadikan tujuan tertinggi dari kehidupan manusia Allah memberikan penegasan kepada Nabi dan kaumnya agar berpaling dari perbuatan-perbuatan orang-orang musyrik dan tidak perlu memaksa orang-orang yang tetap bergelimang dalam kemusyrikan serta tidak mengacuhkan ajakan tauhid, dan tidak berkecil hati karena tuduhan-tuduhan yang diarahkan orang-orang musyrik yaitu bahwa wahyu yang disampaikan Nabi adalah dipelajari dari orang-orang Yahudi, karena kebenaran itu cahayanya cemerlang dengan sendirinya apabila diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dalam bentuk amal perbuatan, sedangkan kebatilan meskipun diselubungi dengan berbagai hal yang menarik, namun akhirnya akan terungkap juga kebusukannya.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia